Jumat, 24 Januari 2014

Cerpen Cinta-MANIS PAHITNYA CINTA



Aulia mulai sadar tubuhnya terbaring di kasur, di kamarnya. Tetesan air mata tetap mengalir di pipinya. Entah apa yang dia pikirkan. Adit dialah pacarnya yang baru sebulan jadian dan kemarin memutuskan tali cintanya. Aulia tidak sanggup berpisah dari Adit, karena Adit adalah cinta pertamanya, dimana sebelum bersama Adit, Aulia hanya bisa bermurung diri. Dan dengan Aditlah Aulia bisa mendapatkan kebahagiaan yang selama ini tidak pernah dia dapatkan. Entah setan mana yang merasuki jiwa Adit yang dengan tega memutuskan cintanya bersama Aulia yang tanpa sebab itu, Aulia masih mengurung diri di kamarnya, tiba-tiba terdengarlah ketukan pintu dari luar kamarnya.

            “Lia… Aulia… ada teman kamu diluar..!!” ternyata suara halus dari seorang ibu.
            “Siapa Bu…!! Nisa ya…?? Suruh saja masuk”. Jawab Aulia dengan nada sedih.
            Tiba-tiba sesosok tubuh memasuki kamarnya, Nisa, dialah sahabat Aulia yang selama ini mengerti akan dirinya, dengan suara perlahan Nisa bertanya pada Aulia.
            “Lia, aku tak mengerti mengapa kamu jadi begini, lemah dan tak berdaya”
            “Tapi Nis…!! Aku…!!” tukas Aulia memotong pembicaraan dengan air matanya
            “Mengapa kamu ini, dimana keceriaan yang kamu miliki, dimana ketegaran yang kamu punya, aku tak tahu hanya dengan masalah sepele tersebut kamu biarkan dirimu merana seorang diri, kau pengecut Lia, kau pengecut…!!” jelas Nisa panjang lebar dengan nada marah
            Aulia mungkin teringat Adit, entah apa yang dilakukan Adit saat ini dengan pacar barunya, Aulia makin tak sanggup untuk berkata lagi. Sebuah album foto dibukanya, dia tersenyum sejenak menyaksikan apa yang pernah dilaluinya dengan Adit, dia tak menyangka Adit melakukan hal ini padanya, padahal tidak ada sebab diantara mereka.
***

            Langkah demi langkah Aulia lalui, menuju kelasnya, dan tanpa dia sadari seseorang menegurnya dari belakang.
            “Lia… aku ingin bicara denganmu, menjelaskan apa yang telah terjadi” suara seorang lelaki yang ternyata itu Adit
            “Apa maksud kamu…!! Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan, oh.. aku tau kamu ingin jelaskan kalo kamu udah punya pengganti aku, sudahlah Dit..!! pergilah.. menjauhlah dariku” jawab Aulia sinis.
            “Aku tak mengerti apa yang kamu katakan, bukankah ini adalah kemauan kamu, berpisah dariku dan mencari yang lain..!!” tukas Adit
            “Jadi.. jadi kamu anggap akulah yang salah, Dit kamu emang egois, kamu…!!” tiba-tiba kata-kata Aulia terpotong oleh sebuah bunyi lonceng yang menandakan semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing.
            Tanpa Aulia pikirkan, dia berlari menuju kelasnya, Aulia menangis, aura cantiknya berubah dengan kesedihan yang menyelimuti, dan tak disadarinya Nisa sudah ada disampingnya.
            “LIa, kenapa kamu menangis” Tanya Nisa singkat
            “Tidak, hanya mataku saja terasa sakit” jawab Aulia singkat
            Aulia terpaksa berbohong pada Nisa agar tidak lagi dimarahinya.karena ketegarannya yang telah hilang, Aulia mulai tak sanggup lagi menerima apa yang ada, dia menyesal apa yang dikatakannya pada Adit tadi.
***

            Bel pulang mulai terdengar, Aulia terjaga dari tempat duduknya, setapak demi setapak dia lalui menuju rumahnya. Tanpa dia sadari ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Aulia yang tampak sedih tak menghiraukan apa yang terjadi. Tiba-tiba suar a lembut menyapanya dari belakang. Ternyata dia Rindra. Cowok yang dulu dan hingga kini member perhatian khusus pada Aulia.
            “Lia..!! gimana kabar kamu, masih seperti dulu kan…!!” kata Rindra
            “Tidak, kini Lia tidak seperti yang dulu lagi, Lia yang tegar, Lia yang penuh keceriaan sudah tidak ada lagi, sudah mati” jawab Lia dengan sedih
            “Apa yang kamu katakana Lia, aku tidak mengerti” Tanya Rindra singkat
            “Aku tak sanggup menceritakan semua ini padamu, Dra..!! aku tak ingin kamu ikut merasakan kesedihanku” jawab Aulia dengan melinangkan air matanya lagi
            “Tidak Lia, aku tak ingin kamu larut dalam kesedihanmu, aku ingin kamu yang dulu. Aulia yang ceria dan penuh dengan ketegaran” jawab Rindra dengan sedikit nasehat
            Akhirnya mereka duduk dibawah pohon rindang, Aulia mulai tabah menceritakan semua yang terjadi pada Rindra, Rindra yang tadinya tabah mendengarkan cerita Aulia, akhirnya dia tidak kuat menahan air mata yang terselubung di matanya. Rindra yang penuh perhatian, tidak rela Aulia disakiti oleh Adit sahabatnya itu, tapi dalam hatinya Rindra merasa bahagia karena dia masih mempunyai kesempatan mengungkapkan cintanya kembali yang dulu belum terjawab oleh Aulia.
            Dengan penuh kejujuran akhirnya Rindra mengungkapkan isi hatinya saat itu juga, tapi apa yang terjadi pada Aulia, dia merasa tak percaya pada Rindra, Aulia menganggap Rindra juga akan menyakiti hatinya seperti yang dilakukan Adit.
            “Tidak Dra..!! Aku tidak mungkin menjawabnya lagi, aku ingin menyendiri dulu. Yang aku tau mungkin kamu adalah orang yang akan menyakiti hatiku setelah Adit sahabatmu itu..!!” tukas Aulia panjang lebar.
            “Mana mungkin aku menyakitimu, baiklah aku akan jujur padamu sebenarnya, dulu akulah yang pertama kali mencintaimu. Tapi entah mengapa Adit juga mencitaimu. Jadi aku simpan saja perasaanku padamu, kudahulukan cinta Adit, karena aku ingin Adit yang bahagia” jawab Rindra menjelaskan semuanya
            “Jadi..jadi kamu mencintaiku, tapi mengapa kamu lebih mementingkan Adit, kau biarkan dirimu tersiksa Dra..!! ternyata apa yang aku rasakan sama, kukira engkaulah dulu yang mencintaiku, ingin rasanya aku menolak Adit tap iaku takut menyakiti perasaannya. Jadi aku terima cinta dia, walaupun dengan berat hati” tegas Aulia
            “Terus bagaimana denganmu sekarang Lia, apakah kamu menerima cintaku ini..!! atau malah sebaliknya..!!” tukas Rindra.
            Aulia menunduk di wajahnya mulai terselubung keceriaan, ketegaran dan semangat.
            “Lia..bagaimana jawabannya Lia…!!” tanyanya lagi
Lia mulai menampakkan wajahnya pada Rindra.
            “Dra…!! Aku… aku menerima cintamu…” jawabnya
            “Jadi kau menerima cintaku Lia..!! tidak bermimpkah aku..!!” tanyanya
            “Tidak, aku benar-benar menerima cintamu dan aku harap engkau tidak menyalkiti hatiku seperti apa yang dilakukan sahabatmu itu” jawab Aulia.
Akhirnya mereka pulang bersama, di wajah mereka ada senyuman, kini Aulia yang hampir mati semangat, tumbuh kembali sebagai Aulia yang tegar dan ceria, seperti dulu kala. Dan Aulia sadar tidak selamanya cinta itu bisa didapat dari Adit. Malah dengan Rindra pun dia bisa mendapatkan lebih banyak cinta.

Artikel Terkait

Cerpen Cinta-MANIS PAHITNYA CINTA
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email