Rabu, 22 Januari 2014

Cerpen Cinta- DI TERMINAL ITU AKU MENUNGGUMU...

Masih kuingat pertemuan malam itu, kadang kala aku masih berpikir mengapa ada seseorang yang mau menerimaku apa adanya atau semua ini hanyalah sebuah kebohongan belaka. Sejenak kuhembuskan nafasku dengan helaan panjang mengingat kejadian saat pertama kali bersamanya, saat dia masih duduk berdua bersamaku, mengapa aku selalu bingung dan bertanya-tanya dalam hati, apa semua ini mimpi tentang gadis miskin dengan pangeran berkuda putih dari negeri seberang..??? Apa benar dia akan mencintaiku apa adanya..?? Sulit rasanya untuk kuraih kembali apa yang telah terjadi, meski dia telah berjanji pergi hanya untuk kembali.


            Di sebuah terminal kulihat sederetan mata menatapku, entah apa yang ada dibenak mereka tentangku, aku hanya terus melangkah, meski cuaca begitu terik oleh panasnya matahari yang menyengat di kulit namun tak hentikan niatku untuk segera berjumpa dengannya. Dikejauhan kulihat rautnya yang sudah lama aku rindukan. Aku menghampiri sesosok pria itu dan tersenyum padanya. Dia membalas senyumku dengan ramah, tak seperti biasanya kali ini kulihat ada sejuta perbedaan didirinya. Aku duduk bersebelahan dengannya dan kami sempat berbicara banyak saat itu, sekedar melepas rindu yang selama ini mulai menimbun dan bersarang di kepala.

            “Ren, gak terasa ya kita lama banget gak ketemu, gimana kamu kangen gak ma aku..??” tatapan Dimas saat itu padaku begitu tajam.
            “hmm gimana ya, kayaknya aku gak pernah kangen tuh ma kamu Dim..!!” kujawab pertanyaan Dimas dengan sedikit gurauan.
            “Maksud kamu selama ini kita gak ketemu kamu gak pernah kangen sama sekali ma aku Ren..!!” tatapan mata Dimas semakin lekat dan seakan-akan tak mau berpaling dari pandanganku.
            “Maaf Dim, sebenarnya aku cuma bercanda aja kok, lagian sapa juga sih yang gak kangen, apalagi kita dah cukup lama gak ketemu,,” kucubit sedikit pipi Dimas untuk mengobati sedikit rasa kekhawatirannya.
***

            Aku memandang lepas ke arah areal persawahan yang hijaunya membentang luas jauh disana. Air hujan terus saja membasahi ribuan dedaunan tak henti-hentinya, sesekali kulihat bus melintasi jalan dekat daerah persawahan tersebut. Begitu banyak kenangan bahkan jutaan kenangan jika kembali kuingat ketika bus jurusan Surabaya melintas. Hari-hariku semakin sunyi, hanya kenangan yang tersisa. Aku mulai sedikit merasakan dia semakin menjauh dari kehidupanku, lalu bagaimana dengan janji itu..? bagaimana dengan ikrar itu..?? apa mungkin semuanya sudah berakhir. Rena terus memandangi gambar dari sebuah bingkai foto diatas meja belajarnya. Matanya masih terlihat nanar mengingat kenangan itu kembali, sesekali air matanya jatuh membasahi pipi. Tatapan matanya terlihat kosong dan tak seperti biasanya seakan-akan menorehkan luka yang mendalam dihatinya

            Sungguh semua ini hanyalah mimpi yang sesaat saja aku rasakan. Bila kemarin aku merasakan kebahagiaan itu, bila kemarin aku merasakan hangatnya pelukan itu, kenapa sekarang tidak. Sedikitpun pesan singkat tak lagi dia kirim untukku, bahkan tak lagi kudengar desau tawanya dalam telpon, kemana... kemana dia sekarang, apa dia hanya mimpiku, apa dia hanya khayalanku saja. Lalu siapa foto dalam bingkai itu, siapa..?? hatiku begitu terluka jika harus mengingat dan mengingat kenangan itu, mengapa perasaanku ini jadi kacau, aku tak tau apa yang harus aku lakukan.

            Seandainya aku tahu kalau Dimas hanyalah mimpiku yang datangnya hanya sesaat, mungkin takkan kubiarkan diriku terbangun secepat ini, dan tak mungkin kubuka mataku hari ini, aku ingin bermimpi kembali melanjutkan kisahku yang sesaat ini, tapi semuanya sudah terlambat, tak mungkin kupejamkan mata ini kembali karena kutahu mimpi itu takkan pernah datang lagi, mungkin saja berbeda.

            Namun ada satu hal yang tak pernah aku lupa seumur hidupku. Suatu tempat yang begitu berkesan dan meninggalkan sejuta kenangan antara aku dan Dimas, tempat umum dan lalu lalangnya orang yang bepergian dan begitu pula keluar masuknya bus jurusan luar kota, ya...terminal, tempat itu adalah terminal, tempat dimana aku selalu menanti dia. Dan hari ini aku hanya bisa melihat gambarnya, entah sampai kapan, untuk sementara atau malah selamanya. Kesetiaanku menunggu dirinya takkan pernah punah meski terasa menyakitkan, tapi aku yakin penantianku ini takkan sia-sia, karena dia pasti kembali untukku, aku juga yakin dia masih mengingat semua janji-janji yang selama ini kita sepakati, karena di terminal itu aku menunggumu...!!!

Artikel Terkait

Cerpen Cinta- DI TERMINAL ITU AKU MENUNGGUMU...
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email